Aku tertitih menapaki bumi
Kiri kanan konstruksi megah menatapi
Langkah kian terjerat bayang senyap
Dalam megahnya kota sandiwara
Orang terus berlalu lalang
Seraya berairmuka tersurat berbadan robot belaka
tersungkup topeng-topeng senyum semu
Bermesin robot berbahan bakar sampah
Aku terpojok dalam sudut kota
Dimanakah manusia???
Saat aku terbelalak bertanya-tanya
Kurcaci kecil terlelap beralas koran rongsokan
Negeriku tak mengangkasa
Namun berharta laut dan tanah
Negeriku tersihir uang-uang panas
Yang mengoyak berbalut solek penjajahan kekinian
Matahariku telah terbitkan proklamasi
Dengan gagah Garuda lambang nan suci
Namun apa tafsir nafas bebas manusiawi
Saat garis suratan negeri kurenungi
selengkapnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar