Rabu, 25 Mei 2016

Aku Hanya Gadis Sederhana, Tapi Izinkan Aku Mencintai dengan Sesungguhnya

Aku hanya seorang gadis yang sedang mengejar gelar sarjana di tanah rantau.
Aku fokus meraih nilai selagi aku muda, agar kelak gelar sarjana kuraih dan membahagiakan kedua orang tua.
Silih berganti tugas datang, menenggelamkan ku bahkan sebelum sang raja hari menutup mata.
Penat itu ada dan bergelut dalam jiwa yang mencari jati diri dalam kerasnya dunia disaat hidupku berbekal beasiswa.

Sejenak ku menepi, menatap riuh ombak tarian ilalang yang tak ku temui di kotaku tinggal.
Tiba-tiba bola dari anak-anak kecil yang sedang bermain menghampiriku.
Sorak-sorak mereka mengajakku turut ikut bergabung.
Pilihan hanya ada dua, yaitu tak perduli atau biarkan dirimu melebur dengan alam.
Dan tentu kau tau? apa jawabannya...

Senyum kami mengembang, lari bersama, sorak-sorak, tertawa, jatuh dalam kebahagiaan, tak pernah kurasa seperti ini.
Cinta ini tumbuh pada alam dan seisinya.
Lama...lama...dan lama aku mencari kebenaran dalam ruang yang hampa.
Aku terlalu egois untuk mengejar masa depan.

Namun, di balik kebahagiaan itu rupanya ada airmata mereka.
Dibalik itu pendidikan mereka ialah rendah.
Mereka sekedar memiliki mimpi menjadi pedagang atau guru.
Karena menurut mereka "kata ibu kalau jadi pejabat banyak yang suka korupsi kak, itu haram, nanti masuk neraka teteh".
Aku terenyuh...

Mereka hanya berminpi meraih pendidikan dan berpenghasilan cukup serta halal untuk kehidupan.
Bersyukurnya aku, aku diperjumpakan dengan orang yang merasakan apa yang ku jumpai ini.
Bahwa dikeramaian ini, masih banyak orang marginal terbuang kejamnya dunia.
Lambat namun pasti, tangan ini mulai banyak yang menggandeng untuk ciptakan perubahan.
tak sekedar itu, masyarakat perlahan mulai maju ikut dalam barisan ini untuk ciptakan perubahan.

Aku terharu, cinta ini lebih luar biasa.
Cinta negeri tanpa pamrih, tanpa terekspose media, tanpa rasa mengeluh walau memiliki berjuta rintangan.
Sanggar belajar gratis secara sukarela terbangun disana, dengan pengajar seadanya dan seikhlasnya.
Namun kini anak-anak itu tertawa lepas dengan mata penuh dengan cita-cita dan harapan hebat untuk masa depan.
Kini aku bersyukur dipertemukan cinta sesungguhnya, saat kita bisa membuat orang lain bahagia dan bebas bermimpi setinggi langit, meraih bintang di angkasa.

Kini tiap aku bertanya: Ayo siapa yang mau jadi Presiden agar bisa ciptakan perubahan hebat?
Semua anak kecil disana berkata: AKUUUUUU!!!!!!!! AKUUUUU!!!!!! (penuh antusias mengacungkan jari mereka).
Aku tersenyum dan bangga, semoga siapa pun yang membaca dapat menarik hikmah cinta yang sesungguhnya.

Tulisan ini menjadi juara 3 lomba Rubik Okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar